Translate
Minggu, 16 Desember 2012
3 KATA YANG
SERING TERLUPAKAN OLEH KITA
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
Ardi
berlalu begitu saja setelah ia membayar ongkos ojek yang ia tumpangi, jalannya
tergesa-gesa. Yup, ia terburu-buru karena hampir terlambat masuk kelas,
alasannya klasik, “MACET”. Dalam hatinya berkata beruntung ia terbantu oleh
fasilitas ojek yang mahir berselap-selip diantara kerumunan kendaraan-kendaraan
mewah Jakarta. Ups, tapi ia lupa sesuatu, berkata TERIMA KASIH pada pak ojek.
Hal yang remeh memang, dan cenderung sering diremehkan oleh kebanyakan orang.
Yuli,
seorang akhwat yang selalu sibuk dengan agenda-agendanya yang padat, datang
telat satu jam kerapat organisasi. Simple juga, hanya ucapkan
“Assalamu’alaikum” lalu duduk dengan manis di kerumunan teman-temannya tanpa
pernah berpikir untuk mengucapkan MAAF. Padahal ia termasuk orang yang
ditunggu-tunggu dalam rapat itu. Maklum dia adalah ketua sie acara yang
notabene harus selalu memberikan progress report yang berkala.
Irman
adalah seorang Presiden Mahasiswa di kampusnya. Ia termasuk orang yang lugas
dalam memberikan instruksi. “Anto, bawakan proposal yang harus saya
tandatangani keruangan saya”. “Rina, ketik surat ini dan secepatnya kirim!”
“Mas somay, pesen somay sepiring, gak make lama ya..!!” Wah, sangking lugasnya
ada sebuah kata berharga yang ia lupa. TOLONG.
Fenomena-fenomena
diatas sering kita temui di sekeliling kita. Mungkin bahkan tidak jauh-jauh,
kita juga sering melakukannya. Betul?
TERIMA
KASIH, atau bahasa aktivis gaulnya syukron, seringkali terlupa. Dalam surat Al
A’raaf ayat 58 Allah berfirman:
“Dan tanah
yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang
tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang BERSYUKUR.”
Dalam ayat
ini Allah mengajarkan kita untuk berterimakasih atas semua yang kita terima.
Dalam psikologi, orang yang menerima ucapan “TERIMA KASIH” akan senang dan
merasa usahanya dihargai.
Kata
berikutnya yang jarang kita ucapkan adalah kata “MAAF”. Atau akrab disebut
“AFWAN…”.
“Maka
barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af)
membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang
demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat.” (QS. Al
Baqarah:178)
Dalam ilmu
psikologinya kata MAAF sangat efektif untuk meredam rasa kekesalan orang yang
dirugikan. Kata MAAF pun sebaiknya dari hati yang tulus dan diiringi dengan
senyum yang ikhlas.
Kata
terakhir yang sering terlupakan adalah kata “TOLONG”.
“Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maaidah:2)
Dalam ilmu
psikologinya kata TOLONG adalah sebuah kata yang membuat orang yang dimintai
pertolongan merasa dibutuhkan dan merasa dipentingkan. Bagi sebagian besar
orang perasaan tersebut sangat membahagiakan hatinya. Apalagi kalau diucapkan
dengan lembut.
Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. (QS. Ali ‘Imran:159) [DAI]
Langganan:
Postingan (Atom)